Foto di itu saya ambil (maaf, tanpa izin terlebih dahulu) dari situs Valentino Rossi ( http://www.rossifiles.com/photos/album/rossi-2005/ ). Walaupun tidak meminta izin, setidaknya saya masih beritikad baik dengan mencantumkan sumbernya. Demikian pula, kita seharusnya melakukan hal yang sama dalam hal yang lainnya, selalu mencantumkan atau menyebut sumber aslinya apabila kita mengutip atau mengambil sesuatu hal. Demikian lebih baik daripada tidak sama sekali (maksudnya, sama sekali tidak memohon izin dan tidak menyebutkan sumber).


The Doctor
Kenapa saya pakai nama samaran itu? Ada beberapa alasan yang cukup layak dikemukakan di KUCURIN ini. Memang sih, alasan-alasan itu tidak semuanya masuk akal, dapat diterima logika dan akal sehat, tapi paling tidak alasan tersebut “cocok” dijadikan sebagai alasan. Oya… sebenernya gak penting juga sih membahas hal ini, seperti yang aku sampaikan di pendahuluan bahwa isi KUCURIN ini haruslah bermanfaat bagi saya pribadi dan juga bagi orang lain sebagai pembaca.

Alasan pertama yang paling logis adalah saya dapat dikatakan sebagai FBR alias Fans Berat Rossi. Hampir setiap penampilannya dalam perlombaan MotoGP saya ikuti terus, terutama balapan terakhirnya itu yang sayangnya menyedihkan bagi para fansnya. Sebenarnya saya berharap bahwa Rossi dapat menjadi juara dunia untuk yang kesekian kalinya, memperpanjang rekor juara dunianya. Rossi dapat disebut sebagai pembalap yang memiliki rekor juara dunia paling lengkap. Dia menjuarai berbagai kelas, 125 CC, 250 CC, 500 CC, dan MotoGP (900 CC). Bahkan, dia dapat melakukannya (meraih gelar juara tersebut) dengan menggunakan pabrikan yang berbeda (Honda dan Yamaha). Pembalap sekelas Michael Doohan–yang sudah menjadi juara dunia sebanyak 5 kali berturut-turut–tidak mampu melakukan hal tersebut. Padahal anda tahu sendiri bahwa Doohan adalah gurunya Rossi. Secara prestasi tampak bahwa Doohan kalah dari Rossi, tetapi bagi saya itulah keberhasilan Doohan sebagai seorang guru, yaitu menghasilkan murid yang lebih baik, lebih berkualitas daripada dirinya. Dengan demikian, Doohan dapat tetap menegakkan kepalanya karena dialah sesungguhnya yang berada di balik kesuksesan Rossi, The Doctor.

[Doc, tulisan lo kok gimana gitu rasanya. lo kalo pake kata ganti ’saya’ ntu rasanye kurang pas ya. secara lo kan punya dare Betawi, nyang dah terbiasa pake kata ganti ‘elo-gw’. tapi terserah lo deh, ntu kan pilihan lo]

Karena keberhasilan Rossi itulah, saya merasa “patut” mengidolakan dan mengaguminya. Kemampuannya menaklukan para senior dan semangatnya sebagai pembalap muda tidak kalah dengan para pembalap pendahulunya. Prinsip lebih baik dari guru atau orang yang mengajari kita segala sesuatu kadang sering juga saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan berarti kita “mengalahkan” guru kita dan bukan berarti pula bahwa guru kita “kalah” dari kita. Justru kita harus melihatnya sebagai suatu KEBERHASILAN yang “sempurna”. Keberhasilan yang bukan semata-mata menghasilkan penerus yang sukses, tapi penerus (atau “murid”) yang lebih sukses!

[emang lo punya guru pa, Doc?! sapa aja guru-guru lo itu? jangan-jangan lo dah lupa ma guru-guru lo, atau ma mereka yang pernah ngajarin lo berbagai ilmu?! awas lo ye kalo lo ampe ngelupain guru-guru lo!!!]

Alasan lainnya sebenarnya tidak perlu saya kemukakan di sini karena lebih bersifat narsis dan ke-PeDe-an. Anda bisa melihatnya di bagian profil saya, terutama di bagian testimonial. Silakan.

Demikian aja sekilas mengenai nama samaran, nama pena, nama alias, nama panggilan, atau apapun sebutannya. Semoga tidak ada yang keberatan dan tersinggung karena saya menggunakannya. Memang sih, bisa dibilang saya terlalu “PD” dan terkesan “sombong” dengan menyandang nama panggilan itu, tapi mau bagaimana lagi? Saya tidak bisa melarang atau menganjurkan orang lain untuk memanggil saya dengan sebutan tertentu. Selama hal tersebut tidak “berbahaya” dan (terutama) tidak “merugikan” diri saya dan justru “menguntungkan”, maka hal tersebut akan saya “terima” dengan senang hati, hehe.

[ternyata gitu lo ya, Doc. gw kira elo gimana gitu, ternyata lo cuma seneng dipanggil dengan panggilan yang lo rasa sebagai penyanjungan diri lo, begitu?! oooo…. pantesan aja!]

Sementara segitu aja dulu postingan saya di KUCURIN ini, semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya.



Salam
The Doctor